Sektor
industri merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan perekonomian di
Indonesia. Berbagai macam industri mengalami perkembangan yang cukup pesat di
Indonesia. Salah satu bidang industri yang berkembang di Indonesia adalah
Industri Textile. Tekstil menjadi komoditi yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, oleh karena itu kebutuhan akan produk textile semakin meningkat
sejalan dengan kebutuhan manusia.
1. Blowing
Merupakan proses pertama dalam
pembuatan benang. Di area blowing, mesin Blendomat bekerja secara otomatis
membuka dan mengambil gumpalan serat kapas dari 25 hingga 30 bale bahan baku.
Untuk pembuatan benag TR, pada
proses ini juga terjadi pencampuran antara serat polyester dengan serat rayon
dan terjadi pembersihan/ pemisahan serat dengan kotoran yang ada diserat.
Blendomat akan menghasilkan pencampuran serat yang rata. Setelah itu
serat-serat yang telah tercampur menuju ruang carding.
2. Carding
Dari ruang blowing, gumpalan serat
yang telah dibuika, diubah menjadi bentuk memanjang disebut sliver carding. Dan
untuk pertama kalinya terjadi pelurusan, peregangan serta, serta terjadi
pemisahan serta pendek dengan serat panjang. Tujuan pemisahan tersebut untuk
menjaga ahar kekuatan benang sesuai dengan yang diharapkan. mesin carding ini
mampu menghasilkan kualitas sliver yang baik dengan nep yang rendah, kapasitas
produksinya mencapai 65 kg/jam.
Sliver yang telah melewati proses
carding tersusun rapi dan can yang secara otomatis pula berganti setelah can
penuh. Selanjutnya sliver carding menuju mesin drawing breaker.
3. Drawing Breaker
Dari proses carding, sliver carding
diubah menjadi sliver drawing breaker, dimana terjadi proses peregangan dan
pen-sejajaran serta. Besarnya perbandingan antara serat dengan panjang sliver
drawing breaker ini akan berpengaruh pada nomor benang yang dihasilkan. Mesin
drawing breaker ini dilengkapi dengan auto leveler yang mampu menghasilkan
sliver dengan tingkat kerataan yang baik untuk selanjutnya dibawa ke mesin
drawing finisher.
4. Drawing Finisher
Fungsi proses
ini sama dengan fungsi pada drawing breaker. Hasil dari mesin drawing finisher
ini disebut sliver drawing finisher, serat-serat yang ada didalamnya lebih
lurus serta sudah terpisah antara serat pendek dan serta panjang. Sama seperti
drwing breaker, drawing finisher juga mempunyai auto leveler yang dapat
menghasilkan sliver dengan tingkat kerataan baik. Selanjutnya sliver menuju ke
mesing roving.
5. Roving
Setelah melewati proses drawing
finisher, bentuk sliver diubah menjadi memanjang dan lebih kecil, dinamakan
roving yang kemudian digulung dalam bobbin roving. Roving serat akan mengalami
pen-sejajaran dan peregangan kembali. Adapun besarnya perbandingan antara berat
dan panjang roving akan berpengaruh pada nomor benang yang akan dihasilkan.
Selanjutnya bobbin roving dibawa menuju ke mesin ring spinning.
6. Ring Spinning/ Ring Frame
Untuk menjadi benang, roving
mengalami proses peregangan, pemberian antihan/ twist dan penggulungan. Benang
yang dihasilkan ini digulung pada cop yang dibedakan warnanya. Hal ini
dimaksudkan agar tiap jenis nomor benang dapat dibedakan pula, sehingga
terhindar dari kekeliruan pada proses selanjutnya.
Mesin ring spinning memiliki
kapasitas 1008 spindle, dilengkapi dengan automatic droffing yang sudah
maksimal gulungannya. Kecepatan penggulungan mesin ini mencapai 15.000-17.000
rotation per minute. Mesin ring spinning dapat menghasilkan kualitas benang
yang baik untuk proses knitting (rajut) maupun weaving (tenun). Untuk
menghindari berhentinya mesin dalam waktu yang cukup lama, pada mesin ini
biasanya ada beberapa petugas yang khusus ditugaskan mengambil hasil proses
atau droffing.
7. Winding
Mesin ini digunakan untuk
memindahkan gulungan bebang dari cop ke cone sekaligus menghilangkan
bagian-bagian benang yang terlalau tebal maupun yang terlalu tipis dalam
panjang/berat tertentu dalam cone atau kelos. Cone bisa berupa paper cone atau
plastic cone untuk kemudian siap di packing atau masuk ke proses selanjutnya.
Mesin winding ini dilengkapi dengan yarn
clearer uster quantum dan loefpe yang dapat menghasilkan benang
dengan kualitas terbaik untuk proses rajut atau tenun.
8. Doubling
Setelah
proses winding selesai, benang memasuki proses doubling. Doubling berfungsi
untuk merangkap benang, disini benang single diubah menjadi benang double dan
gulungannya dipindah ke bobbin silinder dengan ukuran yang telah
ditentukan. Mesin doubling juga dilengkapi dengan yarn clearer yang
berfungsi agar tidak terjadi penyimpangan dari jumlah benang yang harus di
doubling dan secara otomatis pula berhenti jika benang yang sudah di rangkap
kurang dari dua atau lebih.
9. TFO (Two for One Twister)
Di area TFO, benang dari mesin
doubling diberi antihan/ twist, gulungannya dipindahkan kembali ke cone. Mesin
TFO dapat menghasilkan produksi dengan varian twist yang rendah serta ditunjang
dengan double winder yang dilengkapi dengan yarn clearer untuk menunjang
kualitas produksi yang baik, yang fungsinya agar tidak terjadi penyimpangan
dari jumlah benag yang harus di doubling. Benang yang dihasilkan bisa menggunakan
paper cone atau plastic cone untuk kemudian siap packing.
10. Packing
Setelah seluruh proses selesai,
benang dibawa menuju ruang ultra violet, quality control memeriksa kesempurnaan
gulungan benang, selanjutnya benang siap dipacking. Benang di kemas kedalam
karung atau dus baik benang single yang dihasilkan dari mesin winding atau
benang double yang dihasilkan dari mesin TFO. Pada proses ini, benang
haruis benar-benar dipisahkan menurut jenis nomornya agar terhindar dari
komplain pihak konsumen.